Madina Geger! Ayah Diduga Cabuli Dua Anak Kandungnya


Sirompaspara.com | MADINA - Dugaan pencabulan yang dilakukan seorang ayah, MHS (56), terhadap dua anak kandungnya kini menjadi sorotan Polres Mandailing Natal (Madina). Korban pertama, seorang remaja berusia 17 tahun, saat ini tengah hamil enam bulan, sementara korban kedua yang masih berusia 13 tahun diduga juga mengalami pelecehan.

Kapolres Mandailing Natal, AKBP Arie Sofandi Paloh, melalui Kasi Humas Polres Madina, IPTU Bagus Seto, membenarkan laporan tersebut.


“Awalnya laporan hanya menyebut satu korban, namun setelah dilakukan pendalaman, ternyata ada dua korban yang merupakan kakak-beradik,” ujar IPTU Bagus Seto.


Ia menambahkan, “Kami sangat prihatin atas kejadian ini. Polisi akan menindaklanjuti kasus ini dengan serius dan memastikan hak-hak korban terlindungi.”


Pelaku sempat melarikan diri, namun berhasil diamankan polisi di tempat pelarian. Saat ini, pelaku telah diamankan untuk kepentingan proses hukum, sementara korban mendapatkan pendampingan dari pihak kepolisian. Kasus ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan proses hukum berjalan sesuai aturan.


IPTU Bagus Seto. menegaskan akan menangani kasus ini secara transparan. Masyarakat diminta tetap tenang dan menyerahkan proses hukum kepada aparat kepolisian, sambil terus meningkatkan perhatian terhadap keselamatan dan perlindungan anak-anak di wilayahnya.


Kasus ini menjadi topik hangat di masyarakat, termasuk di warung kopi dan pertemuan warga. Banyak warga menyatakan keprihatinan mereka, menekankan pentingnya pengawasan keluarga terhadap anak-anak.


“Ini benar-benar memprihatinkan. Anak-anak kita bisa saja menjadi korban jika pengawasan kurang,” kata seorang warga di warung kopi dekat pusat kota.


Warga lain menambahkan, “Hukuman tegas harus ditegakkan jika terbukti. Anak-anak harus merasa aman di rumah dan lingkungan sekitar.”


Beberapa warga juga menekankan pentingnya edukasi mengenai perlindungan anak di sekolah dan lingkungan sekitar.


“Orang tua, guru, dan masyarakat harus lebih peka terhadap tanda-tanda kekerasan atau pelecehan,” ujar seorang warga senior. (S/RED)