Kedua orang tua korban tampak sangat terpukul saat berada di rumah sakit.
Dalam video yang beredar, orang tua korban terlihat berada di ambulans usai MZA dinyatakan meninggal di RSUD Ladongi, sementara sang ibu menangis dan ayahnya terlihat marah kepada pelaku.
Sang ayah menyampaikan kesedihannya dalam video yang beredar. "Hei, kau potong lehernya anakku sampai putus. Biar pun kau ke mana saya cari kau. Ingat kau baik-baik itu," ujarnya.
Tampak seseorang berupaya menenangkan ayah korban dengan mengusap kepalanya, namun ia terus meluapkan perasaannya. "Anakku tidak pernah apa-apa itu sama kau. Baru kau kasih begini anakku. Dia cuma pergi itu menuntut yang namanya agama," tambahnya.
Kasi Humas Polres Kolaka Timur, Iptu Irwan Pansha, menjelaskan kronologi kejadian. Korban bersama adiknya hendak pergi mengaji ketika pelaku yang membawa parang menghadang mereka. Korban sempat melarikan diri ke kebun warga, namun terkejar oleh pelaku hingga mengalami luka serius di leher.
Polisi telah menangkap pelaku yang berinisial RH (18). Dari hasil pemeriksaan awal, motif pelaku diduga terkait permasalahan pribadi dengan korban.
"Dalam pemeriksaan awal, tersangka diduga memiliki dendam karena korban sering mengejeknya," jelas Irwan.
MZA ditemukan oleh seorang warga di perkebunan cokelat milik warga di Desa Wundubite, Kecamatan Poli-Polia, sekitar pukul 06.30 Wita. Polisi masih melakukan pendalaman kronologi dan motif kejadian.
Pasca kejadian rumah diduga milik pelaku pembunuhan berinisial RH (18) tampak rata dengan tanah usai dibakar, Informasi yang dihimpun, rumah pelaku RH terletak di Dusun I, Desa Wundubite, Kecamatan Poli-Polia, Koltim. (S/s)